
- Select a language for the TTS:
- Indonesian Female
- Indonesian Male
- Language selected: (auto detect) - ID
Play all audios:
24 Mar 2020, 16:10 WIB sweden.se Jaminan kesehatan kini jadi isu yang cukup sering dibahas semenjak pandemi virus COVID-19 mendominasi pemberitaan dan saat ini jadi fokus sebagian besar
manusia di dunia. Kedatangan virus COVID-19 yang mendadak dan penyebarannya yang sangat cepat serta masif tentu membuat negara semaju apapun tak siap. Namun, dengan sistem jaminan kesehatan
yang sudah terbangun rapi, tenaga medis yang cukup dan fasilitas yang memadai tentu bebannya akan lebih ringan. Seperti beberapa negara di bawah ini yang berdasarkan beberapa sumber selalu
masuk dalam daftar negara dengan sistem jaminan kesehatan terbaik di dunia. Siapa saja mereka? Daftar negara di bawah ini disarikan dari beberapa sumber dan tidak ditulis dalam ranking yang
berurutan. 1. SWISS swissinfo.ch Negara ini memang terus melenggang santai di dunia, tak pernah terlibat konflik dan jarang diterpa masalah. Ia juga selalu masuk daftar negara dengan
sistem jaminan kesehatan terbaik di dunia menurut beberapa situs ternama. Swiss mewajibkan semua warga dan penduduk yang tinggal di wilayahnya untuk tergabung dalam asuransi kesehatan.
Mereka juga memberikan keringanan harga untuk warga kurang mampu. Rumah sakit tidak pernah menolak pasien dan biasanya waktu antrenya pun tidak begitu lama. Pilihan rumah sakitnya juga
sangat beragam dan pasien bisa memilih sendiri provider layanan kesehatan mereka. Kekurangannya tarif iurannya seringkali meningkat, tidak sebanding dengan kenaikan gaji warganya. 2.
BELANDA iamsterdam.com Negara lainnya yang dianggap punya sistem kesehatan bagus adalah Belanda. Keunggulan dari jaminan kesehatannya terletak pada sinergi yang tepat antara pemerintah
dengan sektor swasta di bidang kesehatan. Dilansir dari sebuah artikel di _Vox,_ semua pelaku baik rumah sakit, perusahaan asuransi, dan produse alkes swasta bermitra dengan pemerintah dan
diberikan kepercayaan untuk merawat pasien. Namun, pemerintah tetap mengontrol melalui regulasi agar tarifnya tetap terjangkau bagi semua penduduk. Bahkan lewat call center darurat, para
lansia atau warga yang hidup sendiri tak perlu khawatir, tim dispatcher di sana sangat sigap melayani di jam berapapun. 3. PRANCIS connexionfrance.com Kebanyakan pasien di Prancis
diharuskan untuk membayar sendiri biaya perawatan kesehatan mereka. Namun, pemerintah akan mengembalikan dana perawatan tersebut ke pasiren. _Reimburse_ dana akan ditransfer ke akun pasien
dalam waktu 3-5 hari saja sebesar 70-100 persen. Bahkan untuk warga kurang mampu atau yang menderita penyakit kronis, biaya perawatan mereka akan dikembalikan penuh 100 persen. Semua
transaksi layanan kesehatan di Prancis menggunakan semacam _smartcard_ khusus agar bisa terekam secara baik. 4. SWEDIA sweden.se Swedia dapat status negara dengan jaminan kesehatan terbaik
karena jumlah dokter mereka yang cukup tinggi dan anggaran belanja kesehatannya yang di atas rata-rata negara lain di dunia. Warga Swedia tetap harus membayar biaya konsultasi dengan dokter.
Anak-anak di bawah usia 6 tahun digratiskan, kecuali jika mereka masuk ke ICU. Namun, tenang saja dalam rentang waktu 12 bulan ada biaya maksimal yang bisa dikeluarkan warga dari kantong
pribadi. Selebihnya, biaya akan ditanggung oleh pemerintah. 5. SINGAPURA sgh.com.sg Banyak yang menganggap Singapura adalah negara paling kapitalis di dunia. Ini diperkuat dengan kebijakan
pemerintahnya yang juga tidak menyediakan asuransi kesehatan terpadu. Namun, pemerintahnya memadukan dengan kebijakan sosialis. Sudah banyak rumah sakit yang dinasionalisasi dan banyak
tenaga medis yang diangkat sebagai pegawai negeri. Warga juga diwajibkan untuk menyisihkan 7-9 persen dari penghasilan bulanan mereka dalam bentuk Medisave yang dipakai pemerintah untuk
memberikan subsidi perawatan kesehatan, obat-obatan dan alkes. Dalam praktiknya, warga Singapura tetap harus membayar untuk dapat layanan kesehatan, tetapi harganya sangat terkontrol karena
skema tadi. Sistem ini didukung pula oleh penghasilan rata-rata warga Singapura yang cukup tinggi sehingga biaya kesehatan bukanlah momok bagi mereka. Dengan skema tersebut pula, pemerintah
hanya terbebani 1/4 anggaran dana kesehatan, sisanya sudah didanai sendiri oleh individu dan perusahaan tempat mereka bekerja. 6. JEPANG kyodonews.net Jepang mewajibkan warga dan penduduk
yang tinggal di wilayahnya untuk mendaftarkan dirinya dalam asuransi kesehatan. Biasanya melalui iuran yang dibayarkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Asuransi ini nantinya akan
meng-_cover_ 80 persen pengeluaran untuk perawatan kesehatan, sehingga warga hanya perlu membayar 20 persen total biaya. Berlaku pula bagi warga yang belum bekerja atau bekerja sendiri
(tidak ada afiliasi dengan perusahaan). Jumlah iuran akan ditentukan berdasarkan pendapatan bulanan masing-masing individu.Ada pilihan akun premium untuk kelas menengah ke atas dengan biaya
yang ditanggung pemerintah sebesar 70%. Warga di atas 70 tahun hanya perlu membayar 10% dari total biaya perawatan kesehatan mereka. Jaminan ini berlaku untuk semua jenis perawatan kesehatan
termasuk fisioterapi, konsultasi kesehatan mental, kesehatan gigi dan lain sebagainya. Skema ini berhasil meningkatkan harapan hidup warga Jepang. Sisi negatifnya, meningkatnya populasi
warga lansia di Jepang membuat anggaran jaminan kesehatan pun membengkak. 7. NORWEGIA theconversation.com Mirip dengan Swedia, biaya perawatan kesehatan di Norwegia pun tidak gratis 100%.
Warga tetap harus membayar tiap sesi konsultasi atau terapi kesehatan. Namun, biaya yang akan dikeluarkan warga diberi batasan. Lebih dari limit tersebut, pemerintah yang akan menanggung
biayanya. Dengan skema jaminan kesehatan ini, pemerintah Norwegia memastikan semua orang membayar sejumlah uang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, tetapi tidak pula mengeluarkan biaya
besar. 8. JERMAN spiegel.de Jerman juga menerapkan sistem jaminan kesehatan terpadu. Diambil dari iuran warga yang dipotong dari 7,5 persen penghasilan bulanan mereka. Dengan begitu, tiap
warga memiliki kontribusi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Selama masih terdaftar, segala perawatan kesehatan gratis tanpa ada biaya sedikit pun di rumah sakit pemerintah Rumah sakit
swasta tetap menerapkan tarif, tetapi harganya sangat murah dibandingkan Amerika Serikat sebagai contoh. 9. SPANYOL elpais.com Spanyol ternyata termasuk negara yang memiliki sistem jaminan
kesehatan yang terkenal tidak tebang pilih. Bahkan sejak 2012, layanan kesehatan dasar yang gratis juga diberikan bagi penduduk ilegal sekalipun. Mereka juga memudahkan perawatan kesehatan
untuk turis serta ekspatriat. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk penghargaan pemerintah pada penduduk yang telah berkontribusi dalam "keamanan sosial" di Spanyol. Keamanan sosial
di sini dilihat dari kegiatan mereka selama berada di Spanyol. Ekspatriat legal maupun ilegal yang bekerja, juga turis tentu telah membantu perekonomian Spanyol sehingga berhak atas layanan
kesehatan dasar. Jumlah dokter di sana ternyata cukup banyak. Sistemnya juga sudah didesentralisasi, tetapi masih ada kesenjangan yang tampak. Sejauh ini rumah sakit dengan tenaga medis
dan fasilitas kesehatan terbaik masih terpusat di Madrid dan Barcelona. Terdengar sempurna, sebenarnya semua sistem jaminan kesehatan di atas juga tak lepas dari kelemahan. Tiap negara juga
memiliki karakter masing-masing sesuai dengan pendapatan per kapita serta kepadatan populasinya yang membuat satu negara tak bisa serta merta meniru sistem negara lain. Ada banyak faktor
yang perlu dipertimbangkan pula dalam menentukan sistem jaminan kesehatan yang tepat. This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team.
We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.