Pakar: sakit mental bukan penyebab terjadinya penembakan massal

feature-image

Play all audios:

Loading...

WASHINGTON DC, IDN TIMES - Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengaitkan penyakit mental dengan penembakan massal menuai kontroversi. Para pakar kesehatan mental,


termasuk dari Asosiasi Psikolog Amerika Serikat (APA), pun mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi Trump. Melalui situs APA, mereka menegaskan bahwa kondisi kesehatan mental seseorang


tidak menyebabkannya melakukan penembakan massal. Pernyataan Trump, menurut APA, "tidak berdasar" dan "menimbulkan stigma" terhadap individu-individu yang menderita


penyakit mental. 1. TRUMP MENGATAKAN AMERIKA SERIKAT HARUS MEREFORMASI ATURAN SOAL KESEHATAN MENTAL ANTARA FOTO/Sarah Carnes/via REUTERS "Kita harus mereformasi undang-undang soal


kesehatan mental kita untuk mengidentifikasi orang-orang dengan gangguan mental yang mungkin melakukan aksi kekerasan dan memastikan mereka tidak hanya mendapatkan perawatan, tapi jika


diperlukan, juga pengurungan paksa," ujar Trump pada Senin (5/8), seperti dilansir _CNN._ "Penyakit mental dan kebencian yang menarik pelatuk, bukan senjatanya," tambah Trump.


Pernyataan ini muncul setelah ada dua penembakan massal di El Paso, Texas, dan Dayton, Ohio, hanya dalam kurun waktu 24 jam pada minggu lalu. Trump menilai penyebab kedua pelaku beraksi


seperti itu murni karena mereka mengidap gangguan mental. 2. APA MEMBANTAH PERNYATAAN TRUMP ANTARA FOTO/REUTERS/Callaghan O'Hare APA menilai yang jadi persoalan adalah "kombinasi


dari kemudahan akses mendapatkan senapan serbu dan retorika penuh kebencian". "Ilmu Psikologi sudah mendemonstrasikan bahwa penularan sosial—menyebarnya pikiran, emosi dan perilaku


dari satu orang ke orang lain dan di antara kelompok besar—itu nyata, dan bisa menjadi faktor, setidaknya dalam kasus penembakan El Paso," tulis APA. "Secara rutin menyalahkan


penembakan massal kepada penyakit mental adalah hal yang tidak berdasar dan menimbulkan stigma. Riset menunjukkan bahwa sangat sedikit aksi kekerasan dilakukan oleh mereka yang didiagnosis 


menderita, atau dirawat karena, penyakit mental," tambah APA. _BACA JUGA: DUA PENEMBAKAN MASSAL TERJADI DALAM 24 JAM DI AMERIKA SERIKAT_ 3. TIDAK ADA PENEMBAKAN MASSAL SERUTIN DI


AMERIKA SERIKAT Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS ANTARA FOTO/Rebecca Seikel via REUTERS APA mencontohkan yang paling sederhana untuk melawan pernyataan Trump yaitu bahwa


"tingkat penyakit mental di seluruh dunia kurang lebih sama, akan tetapi negara-negara lain tidak mengalami insiden-insiden traumatik sesering yang kita alami" di Amerika Serikat.


APA menegaskan bahwa seharusnya yang dipersoalkan adalah peraturan mendapatkan senjata. Ini yang membedakan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. "Satu faktor penting adalah akses


kepada, dan tingkat mematikan dari, senjata-senjata yang digunakan dalam kejahatan-kejahatan ini. Menambahkan rasisme, intoleransi dan fanatisme ke adonan ini adalah sebuah resep untuk


menciptakan bencana." 4. SALAH SATU PELAKU DILAPORKAN MENGUNGGAH PESAN PENUH KEBENCIAN DI FORUM ONLINE ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque Menurut _CNN,_ kepolisian El Paso sedang


menyelidiki empat halaman dokumen yang diduga diunggah oleh Patrick Crusius, tersangka pelaku penembakan, di forum online bernama 8chan. Dokumen itu dilaporkan berisi manifesto Crusius yang


penuh kebencian dan rasis terhadap kelompok minoritas seperti imigran serta Hispanik. Di salah satu bagian dokumen tertulis pesan,"Saya mungkin akan mati hari ini." Pesan ini


diunggah sekitar 20 menit sebelum kepolisian El Paso menerima laporan telah terjadi penembakan. Selain itu, dokumen propaganda nasionalis kulit putih itu juga berisi tudingan bahwa imigran


serta warga Amerika Serikat generasi pertama telah mencuri lapangan pekerjaan. 5. DUA PENEMBAKAN MASSAL DALAM SEHARI MENEWASKAN HAMPIR LEBIH DARI 20 ORANG ANTARA FOTO Sebanyak 20 orang tewas


dalam peristiwa tragis di El Paso pada minggu kemarin. Sementara itu, kabar terkini menyebutkan ada setidaknya sembilan nyawa melayang sebagai korban penembakan di Dayton. Kepolisian El


Paso mengaku menerima laporan soal penembakan pada Sabtu (3/8) sekitar pukul 22.39. Sedangkan di Dayton, aparat keamanan setempat berkata mendapatkan informasi telah terjadi penembakan


massal pada Minggu (4/8) pukul 01.00 dini hari. Tersangka pelaku ditangkap oleh polisi El Paso. Namun, tersangka di Dayton dilaporkan tewas di tempat setelah menembak dirinya sendiri. _BACA


JUGA: 7 FAKTA PENEMBAKAN MASSAL DI TEXAS DAN OHIO, BIKIN AMERIKA MENCEKAM!_