Uni Eropa Kecam PM Slovenia Atas Hinaannya kepada Jurnalis

feature-image

Play all audios:

Loading...

Ljubljana, IDN Times - Uni Eropa tengah memberikan kecaman kepada Perdana Menteri Slovenia Janez Janša atas komentar agresif kepada jurnalis. Pemimpin sayap kanan tersebut selama ini kerap


memberikan kritik pedas terhadap para jurnalis di negaranya. 


Beberapa hari sebelumnya Janša juga berhasil selamat dari upaya voting mosi tidak percaya yang digelar oleh parlemen. Hal ini dilakukan lantaran ia dianggap lalai dalam menangani pandemi


COVID-19 di Slovenia. 


Pada hari Kamis (19/02) Komisi eksekutif Uni Eropa memberikan kecamannya terhadap Perdana Menteri Slovenia Janez Janša atas rentetan komentar agresif yang ditujukan kepada jurnalis. Komentar


dari Uni Eropa ini menanggapi perhatian khusus organisasi non profit Reporters Without Borders terhadap Janez Janša, dikutip dari AP News.


Melansir dari Politico, Juru Bicara Komisi Uni Eropa Eric Mamer mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa, \\\"Kita tidak akan menerima dan kami mengecam komentar hinaan terhadap para


jurnalis, termasuk dalam kasus ini.\\\"


Mengutip dari Politico, pemimpin populis sayap kanan tersebut kerap memberikan komenter buruk terhadap media. Sebelumnya ia menyebut Slovenian Press Agency (SPA) telah mempermalukan negara.


Kemudian ia menuding Radiotelevizija Slovenija (RTV) telah menyebarkan kebohongan dan menyesatkan publik. Bahkan dalam cuitannya ia berujar bahwa, \\\"Tentu saja masih banyak diantara kalian


dan kalian dibayar dengan baik juga.\\\"


Bahkan Janša juga berupaya untuk bertindak lebih kepada media. Seperti saat musim panas lalu, pemerintahannya mengajukan perubahan hukum media di negaranya untuk meningkatkan pengaruh negara


dalam STA dan mengurangi pendanaan untuk RTV. Bahkan pendanaan dari negara untuk media juga sudah dihentikan sementara sejak tahun lalu dan sebabkan kekhawatiran di masa depan. 


Menurut para jurnalis, pengamat dan akademisi di Slovenia mengatakan jika kampanye Janez Janša memberikan efek negatif kepada kebebasan media di negara Eropa Tenggara tersebut.


PM Slovenia Janez Janša selama ini kerap disamakan dengan PM Hungaria, Viktor Orban yang dituding oleh aktivis dan partai oposisi di negaranya bila tengah menggerus norma demokratis.


Komentar pedas Janša di media sosial kepada awak media menjadi perhatian khusus atas mundurnya kebebasan media dan pluralitas di Eropa Timur, termasuk di Hungaria, Polandia, dan Bulgaria,


dilaporkan dari AP News. 


Tindakan Janša ini tentu bertolak belakang dengan standar kebebasan media yang diusung oleh Uni Eropa. Bahkan pada tahun lalu Wakil Presiden Komisi UE, Vera Jourova mengatakan apabila,


\\\"jurnalis harus dapat meliput tanpa adanya ketakutan ataupun kepentingan tertentu.\\\" 


Pada Januari lalu, Komisi Uni Eropa telah memperingatkan Slovenia terkait tekanan kepada media, menyusul keputusan dari Ljubljana dalam menghentikan pendanaan kepada media milik negara.


Namun akhirnya Pemerintah Slovenia mengembalikan pendanaan media di negaranya usai peringatan dari Brussels, dikutip dari Euronews. 


Ljubljana, IDN Times - Uni Eropa tengah memberikan kecaman kepada Perdana Menteri Slovenia Janez Janša atas komentar agresif kepada jurnalis. Pemimpin sayap kanan tersebut selama ini kerap


memberikan kritik pedas terhadap para jurnalis di negaranya. 


Beberapa hari sebelumnya Janša juga berhasil selamat dari upaya voting mosi tidak percaya yang digelar oleh parlemen. Hal ini dilakukan lantaran ia dianggap lalai dalam menangani pandemi


COVID-19 di Slovenia. 


Pada hari Kamis (19/02) Komisi eksekutif Uni Eropa memberikan kecamannya terhadap Perdana Menteri Slovenia Janez Janša atas rentetan komentar agresif yang ditujukan kepada jurnalis. Komentar


dari Uni Eropa ini menanggapi perhatian khusus organisasi non profit Reporters Without Borders terhadap Janez Janša, dikutip dari AP News.


Melansir dari Politico, Juru Bicara Komisi Uni Eropa Eric Mamer mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa, "Kita tidak akan menerima dan kami mengecam komentar hinaan terhadap para jurnalis,


termasuk dalam kasus ini."


Mengutip dari Politico, pemimpin populis sayap kanan tersebut kerap memberikan komenter buruk terhadap media. Sebelumnya ia menyebut Slovenian Press Agency (SPA) telah mempermalukan negara.


Kemudian ia menuding Radiotelevizija Slovenija (RTV) telah menyebarkan kebohongan dan menyesatkan publik. Bahkan dalam cuitannya ia berujar bahwa, "Tentu saja masih banyak diantara kalian


dan kalian dibayar dengan baik juga."


Bahkan Janša juga berupaya untuk bertindak lebih kepada media. Seperti saat musim panas lalu, pemerintahannya mengajukan perubahan hukum media di negaranya untuk meningkatkan pengaruh negara


dalam STA dan mengurangi pendanaan untuk RTV. Bahkan pendanaan dari negara untuk media juga sudah dihentikan sementara sejak tahun lalu dan sebabkan kekhawatiran di masa depan. 


Menurut para jurnalis, pengamat dan akademisi di Slovenia mengatakan jika kampanye Janez Janša memberikan efek negatif kepada kebebasan media di negara Eropa Tenggara tersebut.


PM Slovenia Janez Janša selama ini kerap disamakan dengan PM Hungaria, Viktor Orban yang dituding oleh aktivis dan partai oposisi di negaranya bila tengah menggerus norma demokratis.


Komentar pedas Janša di media sosial kepada awak media menjadi perhatian khusus atas mundurnya kebebasan media dan pluralitas di Eropa Timur, termasuk di Hungaria, Polandia, dan Bulgaria,


dilaporkan dari AP News. 


Tindakan Janša ini tentu bertolak belakang dengan standar kebebasan media yang diusung oleh Uni Eropa. Bahkan pada tahun lalu Wakil Presiden Komisi UE, Vera Jourova mengatakan apabila,


"jurnalis harus dapat meliput tanpa adanya ketakutan ataupun kepentingan tertentu." 


Pada Januari lalu, Komisi Uni Eropa telah memperingatkan Slovenia terkait tekanan kepada media, menyusul keputusan dari Ljubljana dalam menghentikan pendanaan kepada media milik negara.


Namun akhirnya Pemerintah Slovenia mengembalikan pendanaan media di negaranya usai peringatan dari Brussels, dikutip dari Euronews.