5 Film yang Membuatmu Memandang Keluarga dari Perspektif Berbeda

feature-image

Play all audios:

Loading...

Hubungan dalam sebuah keluarga sudah sering diangkat sebagai tema dalam beberapa film terkenal. Tema keluarga yang universal membuat film seperti ini selalu digilai karena memiliki kedekatan


representasi dengan kehidupan sehari-hari para penonton.


Namun film-film bertema keluarga tidak hanya berkisah mengenai hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Beberapa film bertema seperti ini justru membuat kita berpikir ulang tentang arti keluarga


sebenarnya?


Benarkah keluarga hanya sebatas ayah dan ibu yang membesarkan kita? Ataukah keluarga lebih dari hubungan sedarah?


Berikut 5 film yang mengajarkan arti keluarga dari perspektif yang berbeda:


Film ini menceritakan tentang dua anak yang dibesarkan oleh keluarga sepasang lesbian. Mereka lahir setelah kedua orang tua mereka melakukan inseminasi dari pendonor sperma yang sama.


Suatu hari, kedua anak pasangan ini ingin bertemu dengan sosok pendonor tersebut. Kehadiran sosok \\\"ayah\\\" tersebut justru mengguncang kehidupan keluarga ini yang sebelumnya begitu


harmonis. Film ini mengajarkan bahwa sebuah keluarga akan tetap bisa berdiri tanpa sesosok ayah dalam keluarga.


Keluarga di film The Kids Are All Right memang dibentuk berdasarkan kisah dua orang dengan orientasi seksual yang masih belum diterima oleh khalayak luas. Hal ini ternyata tidak menjadi


masalah karena keluarga tersebut justru begitu harmonis selama ini.


Shoplifters merupakan karya terbaru sineas asal Jepang, Hirokazu Kore-eda. Film ini mengguncang dunia setelah menang penghargaan bergengsi sebagai film terbaik di ajang Cannes Film Festival.


Tak hanya itu, Shoplifters juga mampu masuk nominasi film terbaik Oscar kategori film berbahasa asing terbaik.


Shopliftera dengan berani membongkar definisi konvensional mengenai keluarga. Keluarga di dalam Shoplifters digambarkan tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Mereka bersatu karena


memiliki tujuan yang sama meski kesulitan ekonomi membuat mereka menjadi pengutil.


Kore-eda memilih untuk tidak terlalu fokus terhadap kisah pencurian yang mereka lakukan untuk bertahan hidup. Ia justru fokus mengulik tentang bagaimana seseorang bisa memilih anggota


keluarganya sendiri dan justru memperkuat ikatan daripada keluarga yang hanya berdasarkan faktor hubungan sejarah saja.


The Florida Project membantah asumsi bahwa ibu muda akan selalu gagal mengurus anak. Di film ini, sosok anak justru tetap merasa bahagia bersama ibunya yang masih muda di tengah segala


kekurangan yang mereka alami.


Film ini juga mampu mempertanyakan standar masyarakat yang egois terkait cara seseorang mengasuh anak. Seringkali, kita terlalu memaksakan standar kita tanpa memperhatikan keadaan anak yang


sebenarnya. Jika anak tersebut sudah bahagia dengan cara mengasuh orang tuanya sekarang, seharusnya tidak perlu ada pemaksaan standar tentang hal itu.


We're the Millers menyoroti masalah yang sama dengan Shoplifters, yaitu tentang keluarga yang dibentuk tidak berdasarkan hubungan darah. Bedanya, We're the Millers memilih jalur komedi untuk


menyampaikan pesan luar biasa ini.


Empat orang saling berjumpa dengan masalah-masalah mereka sendiri dan rela berpura-pura menjadi keluarga hanya untuk keuntungan finansial. Siapa sangka, waktu yang mereka habiskan bersama


justru mampu membentuk hubungan kekeluargaan yang erat.


Film ini mengajarkan bahwa hal yang terpenting dalam sebuah keluarga adalah keinginan untuk saling membantu. Orang-orang tanpa hubungan darah pun bisa menjadi satu keluarga yang utuh karena


rasa persatuan yang mereka rasakan saat bersama.


Guardians of the Galaxy: Vol. 2 berpusat pada cerita Star Lord atau Peter Quill dalam mencari ayah biologisnya. Meski Quill senang akhirnya bisa menemukan ayah biologisnya, ia justru


mendapat pencerahan lain dalam proses pencarian ini. Quill ternyata selama ini sudah menemukan sosok ayah yang lebih baik dalam diri Yondi yang membesarkannya hingga saat ini.


Selain itu, film ini juga mengajarkan arti keluarga dalam teman-teman yang kita miliki. Kita seringkali abai soal ini, tetapi teman-teman yang mengerti kita sepenuhnya memiliki arti yang


sama besar dengan kerabat sedarah.


Itu dia deretan film-film keluarga yang tidak biasa. Bisa jadi pilihan tontonan minggu ini, nih.


Hubungan dalam sebuah keluarga sudah sering diangkat sebagai tema dalam beberapa film terkenal. Tema keluarga yang universal membuat film seperti ini selalu digilai karena memiliki kedekatan


representasi dengan kehidupan sehari-hari para penonton.


Namun film-film bertema keluarga tidak hanya berkisah mengenai hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Beberapa film bertema seperti ini justru membuat kita berpikir ulang tentang arti keluarga


sebenarnya?


Benarkah keluarga hanya sebatas ayah dan ibu yang membesarkan kita? Ataukah keluarga lebih dari hubungan sedarah?


Berikut 5 film yang mengajarkan arti keluarga dari perspektif yang berbeda:


Film ini menceritakan tentang dua anak yang dibesarkan oleh keluarga sepasang lesbian. Mereka lahir setelah kedua orang tua mereka melakukan inseminasi dari pendonor sperma yang sama.


Suatu hari, kedua anak pasangan ini ingin bertemu dengan sosok pendonor tersebut. Kehadiran sosok "ayah" tersebut justru mengguncang kehidupan keluarga ini yang sebelumnya begitu harmonis.


Film ini mengajarkan bahwa sebuah keluarga akan tetap bisa berdiri tanpa sesosok ayah dalam keluarga.


Keluarga di film The Kids Are All Right memang dibentuk berdasarkan kisah dua orang dengan orientasi seksual yang masih belum diterima oleh khalayak luas. Hal ini ternyata tidak menjadi


masalah karena keluarga tersebut justru begitu harmonis selama ini.


Shoplifters merupakan karya terbaru sineas asal Jepang, Hirokazu Kore-eda. Film ini mengguncang dunia setelah menang penghargaan bergengsi sebagai film terbaik di ajang Cannes Film Festival.


Tak hanya itu, Shoplifters juga mampu masuk nominasi film terbaik Oscar kategori film berbahasa asing terbaik.


Shopliftera dengan berani membongkar definisi konvensional mengenai keluarga. Keluarga di dalam Shoplifters digambarkan tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Mereka bersatu karena


memiliki tujuan yang sama meski kesulitan ekonomi membuat mereka menjadi pengutil.


Kore-eda memilih untuk tidak terlalu fokus terhadap kisah pencurian yang mereka lakukan untuk bertahan hidup. Ia justru fokus mengulik tentang bagaimana seseorang bisa memilih anggota


keluarganya sendiri dan justru memperkuat ikatan daripada keluarga yang hanya berdasarkan faktor hubungan sejarah saja.


The Florida Project membantah asumsi bahwa ibu muda akan selalu gagal mengurus anak. Di film ini, sosok anak justru tetap merasa bahagia bersama ibunya yang masih muda di tengah segala


kekurangan yang mereka alami.


Film ini juga mampu mempertanyakan standar masyarakat yang egois terkait cara seseorang mengasuh anak. Seringkali, kita terlalu memaksakan standar kita tanpa memperhatikan keadaan anak yang


sebenarnya. Jika anak tersebut sudah bahagia dengan cara mengasuh orang tuanya sekarang, seharusnya tidak perlu ada pemaksaan standar tentang hal itu.


We're the Millers menyoroti masalah yang sama dengan Shoplifters, yaitu tentang keluarga yang dibentuk tidak berdasarkan hubungan darah. Bedanya, We're the Millers memilih jalur komedi untuk


menyampaikan pesan luar biasa ini.


Empat orang saling berjumpa dengan masalah-masalah mereka sendiri dan rela berpura-pura menjadi keluarga hanya untuk keuntungan finansial. Siapa sangka, waktu yang mereka habiskan bersama


justru mampu membentuk hubungan kekeluargaan yang erat.


Film ini mengajarkan bahwa hal yang terpenting dalam sebuah keluarga adalah keinginan untuk saling membantu. Orang-orang tanpa hubungan darah pun bisa menjadi satu keluarga yang utuh karena


rasa persatuan yang mereka rasakan saat bersama.


Guardians of the Galaxy: Vol. 2 berpusat pada cerita Star Lord atau Peter Quill dalam mencari ayah biologisnya. Meski Quill senang akhirnya bisa menemukan ayah biologisnya, ia justru


mendapat pencerahan lain dalam proses pencarian ini. Quill ternyata selama ini sudah menemukan sosok ayah yang lebih baik dalam diri Yondi yang membesarkannya hingga saat ini.


Selain itu, film ini juga mengajarkan arti keluarga dalam teman-teman yang kita miliki. Kita seringkali abai soal ini, tetapi teman-teman yang mengerti kita sepenuhnya memiliki arti yang


sama besar dengan kerabat sedarah.


Itu dia deretan film-film keluarga yang tidak biasa. Bisa jadi pilihan tontonan minggu ini, nih.